|
Dindin Kamaludin, S.Pd
Caleg DPRD Kab. Bandung /
Sek. KAPPU CAB Kab. Bandung |
Kabupaten Bandung merupakan daerah yang dikelilingi pegunungan. Sebelah utara dibatasi Gunung Bukittunggul, Gunung Tangkubanperahu, di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. (keduanya kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat). Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha , Gunung Malabar, serta Gunung Papandayan dan Gunung Guntur , kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut.
SEJARAH KABUPATEN BANDUNG
Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Jabatan bupati kemudian digantikan oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya. Namun Nyili tidak lama memegang jabatan tersebut karena mengikuti Sultan Banten. Jabatan bupati kemudian dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah, seorang Dalem Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681-1704.
Selanjutnya kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R. Ardikusumah diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkat tahun 1704 setelah Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati se-Priangan di Cirebon. R. Ardisuta (1704-1747) terkenal dengan nama Tumenggung Anggadiredja I setelah wafat dia sering disebut Dalem Gordah. sebagai penggantinya diangkat putra tertuanya Demang Hatapradja yang bergelar Anggadiredja II (1707-1747).
Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829) inilah ibu kota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Karapyak (Dayeuhkolot) ke tepi sungai Cikapundung atau alun-alun Kota Bandung sekarang. Pemindahan ibu kota itu atas dasar perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels tanggal 25 Mei 1810, dengan alasan daerah baru tersebut dinilai akan memberikan prospek yang lebih baik terhadap perkembangan wilayah tersebut.
Raden Aria Adipati Wiranatakusumah IV (masa jabatan 1846-1874) dan pengikutnya (sekitar tahun 1870)
Setelah kepala pemerintahan dipegang oleh Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874), ibu kota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan beliau dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar master plan Kabupaten Bandung, yang disebut Negorij Bandoeng. Tahun 1850 dia mendirikan pendopo Kabupaten Bandung dan Mesjid Agung. Kemudian dia memprakarsai pembangunan Sekolah Raja (Pendidikan Guru) dan mendirikan sekolah untuk para menak (Opleiding School Voor Indische Ambtenaaren). Atas jasa-jasanya dalam membangun Kabupaten Bandung di segala bidang beliau mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Bintang Jasa, sehingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Dalem Bintang.
Di masa pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, rel kereta api mulai dibangun, tepatnya tanggal 17 Mei 1884. Dengan masuknya rel kereta api ini ibu kota Bandung kian ramai. Penghuninya bukan hanya pribumi, bangsa Eropa, dan Cina pun mulai menetap di ibu kota, dampaknya perekonomian Kota Bandung semakin maju. Setelah wafat penggantinya diangkat R.A.A. Martanegara, bupati inipun terkenal sebagai perencana kota yang jempolan. Martanegara juga dianggap mampu menggerakkan rakyatnya untuk berpartisipasi aktif dalam menata wilayah kumuh menjadi permukiman yang nyaman. Pada masa pemerintahan R.A.A. Martanegara (1893-1918) ini atau tepatnya pada tanggal 21 Februari 1906, Kota Bandung sebagai ibu kota Kabupaten Bandung berubah statusnya menjadi Gementee (Kotamadya).
R. A. A. Wiranatakoesoema V (Dalem Haji, masa jabatan 1912-1931 dan 1935-1945) sebagai wakil Volksraad di Congres van Prijaji-Bond (Kongres Perhimpunan Priyayi) di Surakarta tahun 1929
Periode selanjutnya Bupati Bandung dijabat oleh Aria Wiranatakusumah V (Dalem Haji) yang menjabat selama 2 periode, pertama tahun 1912-1931 sebagai bupati yang ke-12 dan berikutnya tahun 1935-1945 sebagai bupati yang ke-14. Pada periode tahun 1931-1935 R.T. Sumadipradja menjabat sebagai Bupati ke-13. Selanjutnya bupati ke-15 adalah R.T.E. Suriaputra (1945-1947) dan penggantinya adalah R.T.M. Wiranatakusumah VI alias Aom Male (1948-1956), kemudian diganti oleh R. Apandi Wiriadipura sebagai bupati ke-17 yang dijabatnya hanya 1 tahun (1956-1957).
Bupati berikutnya adalah Letkol. R. Memet Ardiwilaga (1960-1967). Kemudian pada masa transisi (Orde Lama ke Orde Baru) dilanjutkan oleh Kolonel Masturi. Pada masa Pimpinan Kolonel R.H. Lily Sumantri tercatat peristiwa penting yaitu rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung yang semula berada di Kotamadya Bandung ke Wilayah Hukum Kabupaten Bandung, yaitu daerah Baleendah. Peletakan batu pertamanya pada tanggal 20 April 1974, yaitu pada saat Hari Jadi Kabupaten Bandung yang ke-333. Rencana pemindahan ibu kota tersebut berlanjut hingga jabatan bupati dipegang oleh Kolonel R. Sani Lupias Abdurachman (1980-1985).
Atas pertimbangan secara fisik geografis, daerah Baleendah tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten, maka ketika jabatan bupati dipegang oleh Kolonel H.D. Cherman Affendi (1985-1990), ibu kota Kabupaten Bandung pindah ke lokasi baru yaitu Kecamatan Soreang. Di tepi Jalan Raya Soreang, tepatnya di Desa Pamekaran inilah dibangun Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan menampilkan arsitektur khas gaya Priangan. Pembangunan perkantoran yang belum rampung seluruhnya dilanjutkan oleh bupati berikutnya yaitu Kolonel H.U. Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak tahun 1990 hingga 1992.
Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh DPRD Kabupaten Bandung menjadi Bupati Bandung dengan didampingi oleh Drs. H. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang betul-betul difungsikan menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2003 semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan Obar Sobarna, yang pertama dibangun adalah Stadion Olahraga , yakni Stadion Si Jalak Harupat. Stadion ini merupakan stadion bertaraf internasional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan aspirasi masyarakat yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, Kota Administratif Cimahi berubah status menjadi kota otonom. [Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung].
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI
Kabupaten Bandung terbagi pada wilayah administrasi 31 Kecamatan dan 277 Desa/Kelurahan.
1.
Kec. Rancabali, Terdiri dari : Desa/Kel Alamendah, Cipelah, Indragiri, Patengan, Sukaresmi
2.
Kec. Ciwidey, Terdiri dari : Desa/Kel Ciwidey, Lebakmuncang, Nengkelan, Panundaan, Panyocokan, Rawabogo, Sukawening.
3.
Kec. Pasirjambu, Terdiri dari : Desa/kel Cibodas, Cikoneng, Cisondari, Cukanggenteng, Margamulya, Mekarmaju, Mekarsari, Pasirjambu, Sugihmukti, Tenjolaya.
4.
Kec. Soreang, Terdiri dari : Cingcin, Karamatmulya, Pamekaran, Panyirapan, Parungserab, Sadu, Sekarwangi, Soreang, Sukajadi, Sukanagara.
5.
Kec. Kutawaringin, Terdiri dari : Desa/Kel Buninagara, Cibodas, Cilame, Gajahmekar, Jatisari, Jelegong, Kopo, Kutawaringin, Padasuka, Pameuntasan, Sukamulya.
6.
Kec. Katapang, Terdiri dari : Desa/kel Banyusari, Cilampeni, Gandasari, Katapang, Pangauban, Sangkanhurip, Sukamukti
7.
Kec. Margaasih, Terdiri dari : Desa/Kel Cigondewah Hilir, Lagadar, Margaasih, Mekar Rahayu, Nanjung, Rahayu.
8.
Kec. Margahayu, Terdiri dari : desa/Kel Margahayu Selatan, Margahayu Tengah, Sayati, Sukamenak, Sulaeman
9.
Kec. Dayeuhkolot, Terdiri dari : Desa/Kel Cangkuang Kulon, Cangkuang Wetan, Citeureup, Dayeuhkolot, Pasawahan, Sukapura
10.
Kec. Bojongsoang, Terdiri dari : Desa/Kel Bojongsari, Bojongsoang, Buahbatu, Cipagalo, Lengkong, Tegalluar
11.
Kec. Cileunyi, Terdiri dari : Desa/Kel Cibiru Hilir, Cibiru Wetan, Cileunyi Kulon, Cileunyi Wetan, Cimekar, Cinunuk
12.
Kec. Cimenyan, Terdiri dari : Desa/Kel Cibeunying, Ciburial, Cikadut, Cimenyan, Mandalamekar, Mekarmanik, Mekarsaluyu, Padasuka, Sindanglaya.
13.
Kec. Cilengkrang, Terdiri dari : Desa/Kel Cilengkrang, Cipanjalu, Ciporeat, Girimekar, Jatiendah, Melatiwangi
14.
Kec. Rancaekek, Terdiri dari : Desa/Kel Bojongloa, Bojongsalam, Cangkuang, Haurpugur, Jelegong, Linggar, Nanjungmekar, Rancaekek Kulon, Rancaekek Wetan, Sangiang, Sukamanah, Sukamulya, Tegalsumedang, Rancaekek Kencana
15.
Kec. Cicalengka, Terdiri dari : Desa/Kel Babakanpeuteuy, Cicalengka Kulon, Cicalengka Wetan, Cikuya, Dampit, Margaasih, Nagrog, Narawita, Panenjoan, Tanjungwangi, Tenjolaya, Waluya
16.
Kec. Cikancung, Terdiri dari : Cihanyir, Cikancung, Cikasungka, Ciluluk, Hegarmanah, Mandalasari, Mekarlaksana, Srirahayu, Tanjunglaya
17.
Kec. Nagreg, Terdiri dari : Bojong, Ciaro, Ciherang, Citaman, Mandalawangi, Nagreg
18.
Kec. Paseh, Terdiri dari : Cigentur, Cijagra, Cipaku, Cipedes, Drawati, Karangtunggal, Loa, Mekarpawitan, Sindangsari, Sukamanah, Sukamantri, Tangsimekar
19.
Kec. Ibun, Terdiri dari : Cibeet, Dukuh, Ibun, Karyalaksana, Laksana, Lampegan, Mekarwangi, Neglasari, Pangguh, Sudi, Talun, Tanggulun
20.
Kec. Majalaya, Terdiri dari : Desa/Kel Biru, Bojong, Majakerta, Majalaya, Majasetra, Neglasari, Padamulya, Padaulun, Sukamaju, Sukamukti, Wangisagara
21.
Kec. Solokanjeruk, Terdiri dari : Bojongemas, Cibodas, Langensari, Padamukti, Panyadap, Rancakasumba, Solokan Jeruk
22.
Kec. Kertasari, Terdiri dari : Cibeureum, Cihawuk, Cikembang, Neglawangi, Santosa, Sukapura, Tarumajaya
23.
Kec. Pacet, Terdiri dari : Cikawao, Cikitu, Cinanggela, Cipeujeuh, Girimulya, Mandalahaji, Maruyung, Mekarjaya, Mekarsari, Nagrak, Pangauban, Sukarame, Tanjungwangi
24.
Kec. Ciparay, Terdiri dari : Babakan, Bumiwangi, Ciheulang, Cikoneng, Ciparay, Gunungleutik, Manggungharja, Mekar Laksana, Mekarsari, Pakutandang, Sarimahi, Serangmekar, Sigaracipta, Sumbersari
25.
Kec. Baleendah, terdiri dari : Andir, Baleendah, Bojongmalaka, Jalekong, Malakasari, Manggahang, Rancamanyar, Wargamekar
26.
Kec. Pameungpeuk, Terdiri dari : Bojongkunci, Bojongmanggu, Langonsari, Rancamulya, Rancatungku, Sukasari
27.
Kec. Arjasari, Terdiri dari : Ancolmekar, Arjasari, Baros, Batukarut, Lebakwangi, Mangunjaya, Mekarjaya, Patrolsari, Pinggirsari, Rancakole, Wargaluyu
28.
Kec. Banjaran, TerdiriBanjaran Wetan, Banjaran, Ciapus, Kamasan, Kiangroke, Margahurip, Mekarjaya, Neglasari, Pasirmulya, Sindangpanon, Tarajusari
29.
Kec. Cangkuang, Terdiri dari : Bandasari, Cangkuang, Ciluncat, Jatisari, Nagrak, Pananjung, Tanjungsari
30.
Kec. Cimaung, Terdiri dari : Campakamulya, Cikalong, Cimaung, Cipinang, Jagabaya, Malasari, Mekarsari, Pasirhuni, Sukamaju
31.
Kec. Pangalengan, Terdiri dari :
Campakamulya, Cikalong, Cimaung, Cipinang, Jagabaya, Malasari, Mekarsari, Pasirhuni, Sukamaju.
KABUPATEN BANDUNG : PEMILU 2014
Berdasarkan Undang-undang yang telah ditetapkan DPR dan Pemerintah, Tahun 2014 merupakan tahun pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden. Berbagai Rangkaian persiapan telah dilaksanakan, dari pendaftaran Partai sebagai peserta Pemilu, Tahapan Verifikasi Partai, Pendaftaran Calon anggota Legislatif. Pada Pemilu 2014, Partai Peserta Pemilu diikuti oleh 12 Partai Nasional, dan 3 Partai Lokal Aceh. 12 Partai Nasional antara lain : (1) Partai Nasdem, (2) PKB, (3) PKS, (4) PDIP, (5) Partai Gorkar, (6) Partai Gerinda, (7) Partai Demokrat, (8) PAN, (9) PPP, (10), Partai Hanura,
(14) PARTAI BULAN BINTANG, (15) PKPI. Sedangkan Partai Lokal Aceh antara lain (11) Partai Damai Aceh, (12) Partai Nasional Aceh, (13) Partai Aceh.
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan
Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) . adalah 3.064.366 yang terbagi pada 7 daerah pemilihan untuk memperebutkan 50 kursi DPRD Kab. Bandung.
DAPIL 01, Terdiri dari 5 Kecamatan, yang merebutkan 7 Kursi
1. Kec. Soreang (122.911)
2. Kec. Pasirjambu (88.714)
3. Kec. Ciwidey (69.040)
4. Kec. Rancabali (42.529)
5. Kec. Kutawaringin (91.492)
DAPIL 02, Terdiri dari 4 Kecamatan, yang merebutkan 8 Kursi
1. Kec. Katapang (110.312)
2. Kec. Margahayu (119.948)
3. Kec. Margaasih (131.918)
4. Kec. Dayeuhkolot (107.494)
DAPIL 03, Terdiri dari 4 Kecamatan, yang merebutkan 6 kursi
1. Kec. Cileunyi (135.234)
2. Kec. Cimenyan (92.881)
3. Kec. Cilengkrang (48.018)
4. Kec. Bojong Soang (105.372)
DAPIL 04, Terdiri dari 4 Kecamatan, yang merebutkan 6 kursi
1. Kec. Cicalengka (111.504)
2. Kec. Nagreg (49.128)
3. Kec. Cikancung (70.024)
4. Kec. Rancaekek (167.294)
DAPIL 05, Terdiri dari 4 Kecamatan, yang merebutkan 6 Kursi
1. Kec. Majalaya (135.079)
2. Kec. Solokanjeruk (72.403)
3. Kec. Paseh (106.252)
4. Kec. Ibun (63.652)
DAPIL 06, Terdiri dari 4 Kecamatan, yang merebutkan 8 Kuri
1. Kec. Ciparay (125.500)
2. Kec. Pacet (86.879)
3. Kec. Kertasari (52.553)
4. Kec. Baleendah (214.356)
DAPIL 07, Terdiri dari 6 Kecamatan, yang merebutkan 9 kursi
1. Kec. Banjaran (121.549)
2. Kec. Pameungpeuk (69.918)
3. Kec. Pangalengan (136.462)
4. Kec. Arjsari (77.219)
5. Kec. Cimaung (77.502)
6. Kec. Cangkuang (61.229)
.....
Mudah-mudahan Bermanfaat
(BERBAGAI SUMBER)